Selasa, 12 Maret 2013

Djaenar Maesa Ayu

Djenar Maesa Ayu (lahir di Jakarta, 14 Januari 1973; umur 40 tahun) adalah seorang penulis Indonesia Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia seperti Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, Majalah Cosmopolitan,Lampung Post, dan majalah Djakarta! [1]. Karyanya tergambar sebagai propokatif dan mengerikan, unik dan berani. Karena keberaniannya dalam menulis topik buku yang ditulisnya, Djenar dianggap sebagai salah satu sastra wangi (mengangkat seksualitas). [2]
Djenar mulai menulis saat masih sekolah dasar. Setelah lulus kuliah, dia bekerja sebagai presenter televisi untuk jangka waktu pendek sebelum memulai dunia menulis.
Ia adalah putri dari pasangan sutradara film legendaris Syuman Djaya dan pemeran wanita Tutie Kirana. Djenar memiliki dua orang anak yaitu Banyu Bening dan Btari Maharani.
Penyutradaraan film perdananya, Mereka Bilang, Saya Monyet! menghadiahkannya Piala Citra untuk Sutradara Terbaik.

Karya-karya

Buku pertama Djenar yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! berisi kumpulan 11 cerita pendek ditulis pada tahun 2001 dan diterbitkan tahun berikutnya, telah cetak ulang sebanyak delapan kali dan masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Michael N Garcia dari Cornell University. Saat ini cerpen dengan judul yang sama sedang dalam proses pembuatan ke layar lebar. Cerpen “Waktu Nayla” menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen “Asmoro” dalam antologi cerpen pilihan Kompas itu.
Sementara cerpen “Menyusu Ayah” menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh ke dalam bahasa Inggris dengan judul “Suckling Father” untuk dimuat kembali dalam Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris, edisi kolaborasi karya terbaik Jurnal Perempuan.
Buku keduanya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) juga meraih sukses dan cetak ulang kedua hanya dua hari setelah buku itu diluncurkan pada bulan Februari 2005. Kumpulan cerpen berhasil ini meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award 2004.
Nayla adalah novel pertama Djenar yang juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Bukunya yang terbaru berjudul Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek, yang merupakan kunpulan cerpen.

Filmografi


Baca yuk salah satu karyanya Djaenar Maesa Ayu yang judulnya waktu nayla disini

CONTOH RESENSI BUKU NON FIKSI


Judul Novel : “Pacaran Bolehkah Dalam Islam?” 
Nama Penulis: Muhammad Syafi’ie el-Bantanie
Penerbit : Elex Media Komputindo
Harga : Rp. 35.000,00-
Tebal Buku : 140 Hlm

Latar Belakang Penulis
Muhammad Syafi’ie el- Bantanie dilahirkan di Serang pada hari Senin, 27 Dzulqa’dah 1404 H. Bertepatan dengan 12 Desember 1983 M. Ia menyelesaikan S-1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Juli 2005 dengan yudisium cum laude, dan mendapat penghargaan sebagai Wisudawan Terbaik.
Mengetahui dunia penulisan sejak belajar di Madrasah Aliyah (MA). Debutnya dalam dunia tulis – menulis diawali dengan menjadi juara 1 Lomba Menulis Puisi di MAN 2 Semarang degan puisinya yang berjudul wajah.
Menulis baginya merupakan panggilan jiwa dan jalan hidup. Penulis muda yang produktif ini telah menulis dan menerbitkan 27 buku. Beberapa di antaranya adalah Mukjizat Al-Fatihah, Dahsyatnya Syukur, Tobat Sebelum Terlambat, Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah, Kekuatan Berpikir Positif, 40 Amalan Ringan Penghapus Dosa Pendulang Pahala, Shalat Tolak Miskin, Shalat Tarik Jodoh, Dahsyatnya Terapi Wudhu, Catatan Harian Setan, 7 Amalan Penarik Rezeki, dan Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah swt.
Ia bercita – cita menulis lebih dari 200 buku selama hidupnya sebagai warisan intelektual bagi anak cucunya kelak. Peraih AgroMedia Scholarship Writing Programme ini sangat menikmati aktivitasnya; menulis, mengajar, dan memberikan ceramah, seminar, dan pelatihan.
Ia bercita – cita ingin mendirikan Iqra Indonesia Islamic Boarding School, sebuah lembaga pendidikan gratis bagi orang tidak mampu, dan sebagai sarana untuk mencetak generasi muda Islam yang unggul. Ia sangat yakin suatu hari nanti cita citanya itu akan terwujud.
Untuk keperluan komunikasi dan mengundangnya sebagai pembicara, baik dalam forum pelatihan maupun pengajian, bisa menghubungi via email : muhammad.syafiie@yahoo.com
 
Sinopsis Buku
1.     Cinta Berjuta Makna
Sungguh,
Cinta mampu mengubah pahit menjadi manis,
Tembaga beralih menjadi emas,
Keruh menjadi bening
Sakit menjadi sembuh
Penjara menjadi telaga,
Derita menjadi nikmat,
Dan kemarahan menjadi rahmat.
Cinta yang mampu melunakkan besi,
Menghancurkan batu karang,
Dan membuat budak menjadi raja
(Jalaludin Rumi)

Setiap orang pasti membutuhkan cinta. Tua Muda, remaja, dewasa, semuanya membutuhkan cinta. Cinta bagaikan besi magnet. Sekali merasakan sukar untuk di lepas. Biasanya remaja yang sedang kasmaran alias falling in love, tiba tiba berubah menjadi penulis puisi yang romantis, yang semula males jadi rajin karena caper (Cari perhatian) sama cewek atau cowok incarannya.
Sepintas cinta memang mampu memaniskan hidup ini meski ia bukan madu. Cinta mampu menerangi kegelapan meski ia buka cahaya. Akan tetapi, ternyata cinta juga mampu menggetirkan kalbu meski ia bukan empedu. Cinta mampu menggerogoti tubuh meski ia bukan virus.
Disatu sisi cinta bisa mendatangkan kebahagiaan, tapi kok di sisi lain juga mendatangkan kesengsaraan.
Ketika saat bin Mua’z, salah seorang sahabat Rasulullah saw., hendak berangkat ke medan perang uhud, seseorang bertanya kepadanya, “Hendak ke manakah engkau hai sa’ad?” “Bau Surga yang harum semerbak telah berembus ke dalam hidungku. Aku akan menemukannya disana (Perang Uhud) apa yang belum dapat aku temui dalam peperangan badar,” jawab Sa’ad
Sa’ad berperang dengan gagah berani. Ia terus merangsek kedepan membelah pasukan kafir Quraisy. Pedangnya mengayun kesana kemari menebas musuh – musuh Allah. Akhirnya, dalam peperangan Uhud itulah, Sa’ad gugur bagai syuhada. Tidak kurang dari 80 luka dan lubang yang dijumpai di tubuhnya bekas tusukan tombak dan sayatan pedang. Tekad bulatnya yang di jiwai oleh kecintaannya pada Allah Swt., menggap enteng soal kematian dirinya. Ia juga menyadari bahwa jiwa raganya adalah milik allah maka ia persembahkan hanya untuk-Nya.
Itulah cinta. Kata itu berjuta makna. Bergantung siapa yang berhadapan dengannya, begitu pula makna yang dibuatnya. Siapa saja berhak menggunakannya sesuai dengan makana cinta yang dipahaminya.
Cinta memang menyimpan misteri. Sebuah kata yang dapat membuat hati bergetar kala mendengarnya. Sebuah kata yang membuat banyak orang melepaskan pilihan pilihan hidup. Sebuah kata yang membuat Rabi;’ah Al-Adawiyah tidak memedulikan surga atau neraka dalam beribadah pada Allah.
Aku beribadah pada Allah
bukan karena takut neraka-Nya,
bukan pula karena mengharapkan surga-Nya.
Seandainya aku demikian,
aku tak ubahnya seperti budak yang takut siksa atau buruh
yang mewngharap Upah.
Aku beribadah kepada Allah karena aku cinta kepada-Nya,
dan rindu ingin berjumpa dengan-Nya.
Kucinta engkau lantaran aku cinta,
dan lantaran kau pantas dicinta,
Cintakulah yang membuat aku rindu pada-Mu
(Rabi’ah al-Adawiyah)

2.      Memaknai Cinta
Cinta adalah sayap yang sanggup menerbangkan manusia,
yang menbawa beban berat ke angkasa.
Dari kedalaman mengangkatnya ke ktinggian.
Dari bumi ke bintang tsuraya.
Bila cinta bejalan diatas gunung yang tegar,
maka gunug itu akan bergiyang dan berlenggang riang.
Cinta adalah sang penerang cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?

Cinta adalah penyembuh bagi kebanggaan dan kesombongan,
Dan pengobat segala kekurangan diri.
(Jalaludin Rumi)
Seperti ungkapan Ibnu Qayyim Al-Jauziayh, “Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Batasan dan penjelasan tentang cinta tidak bisa di lukiskan hakikatnya secara jelas kecuali dengan kata cinta itu sendiri”
Rabi’ah Al-Adawiyah juga mengungkapkan hal yang sama, “ Cinta hanya bisa dirasakan dan di hayati, namun tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata yang dapat mewakili dan mengungkap yang dirasakan dan segala gemuruh di dalam jiwa. Sukar menjelaskan hakikat cinta itu. Ia hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Hanya orang yang merasakannya yang dapat mengetahuinya.”
Cinta mengajarkan kepada kita
bagaimana harus berlaku jujur dan berkorban,
berjuang dan menerima,
memberi dan mempertahankan,
Cinta adalah kaki – kaki
yang melangkah membangun samudra kebaikan
Cinta adalah tangan tangan
yang merajut hamparan permadani kasih sayang
Cinta adalah hati yang berharap
mewujudkan dunia serta kehidupan yang lebih baik.
Cinta itu seperti bunga yang tak akan pernah layu dan bosan
untuk selalu menembarkan harum selamanya.
Demikianlah. Cinta itusebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap yang dicintainya, sehingga membuat keinginan untuk tetap mengangankannya, menyebut namanya, rela berkorban untuknya.
Sebetulnya, tidaklah terlalu menjadi soal tentangberagamnya pemahaman cinta. Akan tetapi yang menjadi persoalaan adalah tepatkah kita menempatkan cinta itu sesuai dengan proporsinya masing – masing?
Mayoritas di antara kita melakukan kesalahan dalam hal ini. Kita menempatkan cinta kepada manusia dengan proporsi yang paling tinggi. Ditambah lagi dengan mengesampingkan ajaran agama. Ikatan yang diawali dengan pernyataan I Love You atau Ich Liebe Dich alias Je t’aime beaucoup. Ikatan yang dikenal dengan istilah pacaran.
Namun sayangnya, umumnya cinta model ini melegalkan pegangan tangan dengan lawan jenis, berpelukan, berciuman, bahkan sampai pada having sex before married.
Bila dikaji lebih lanjut. Bukankah dengan begitu kita sudah mengotori kesucian cinta yang merupakan anugerah indah yang di karuniakan Allah kepada setiap manusia. Coba kita renungkan, agama kita’kan melarang kita mendekati zina.
Alqur’an menerangkan, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (Zina) itu sungguh perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17]:32).
Data hasil survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian Synovate – yang dimuat di Harian Umum Republika, edisi 30 Januari 2005 tentang perilaku seks kaum remaja di empat kota besar: Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung, dalam rentang September – Oktober 2004. Penelitianitu menyebutkan bahwa sekitar 60% remaja berusia antara 13-18 tahun pernah melakukan hubungan seks.
Menurut manager Director Synovate, Robby Susatyo, penelitian yang melibatkan450 responden itu, menyebutkan bahwa 16% remaja mengaku sudah berpengalaman melakukan hubungan seks pada usia 13-15 tahun. Sedangkan 44% lainnya mengaku melakukan hubungan seks di usia 16-18 tahun.
3.     Pembagian Cinta

Cinta Semu

Kasih Manusia Sering Bermusim.
Sayang manusia tiada abadi.
Kasih Tuhan tiada bertepi
Sayang Tuhan janji-Nya Pasti
(Raihan)
Saat ini banyak sekali jebakan cinta yang membuat kita telena dan terbuai dalam cinta semu dan melupakan cinta hakiki. Dengan dalih hal yang fitrah Jebakan – jebakan cinta yang notabene berasal dari hawa nafsu cinta terhadap lawan jenis diekspresikan bagai anak panah di lepas dari busurnya.
Pada dasarnya cinta merupakan hal yang fitrah. Akan tetapi, karena mengesampingkan aturan Allah dan memperturutkan hawa nafsu, maka cenderung erjebak ke dalam cinta semu. Padahal, hawa nafsu itu Ibarat bayi yang menyusu. Apabila disapih, maka ia akan berhenti menyusu. Akan tetapi, sebaliknya, jika tidak pernah disapih, maka selamanya akan tetap menyusu.
Keindahan wajahnya semakin bertambah di matamu.
Semakin sering kamu memandangnya.
Ketika diserang husn, seseorang akan mengalami kematian spiritual. Meskipun ia memiliki mata untuk melihat dengan jelas, ia memandang kesalahan kekasihnya dengan kekaguman. Husn bersifat sementara seperti buih di puncak gelombang samudra. Akibatnya cinta yang didasarkan pada fisik tidak dapat bertahan lama.
Tipu daya keindahan sesaat
Janganlah terpikat oleh keindahan sesaat,
seperti ular yang elok tapi menggigit.
Seseorang yang tergila gila terhadap keindahan fisik lawan jenis benar – benar tertipu. Jika pandangan seseorang ternoda dan hatinya penuh dengan nafsu, maka ia pun terus berusaha memenuhi keinginannya. Akan tetapi sungguh, ia akan lelah, tetapi nafsunya tidak akan terpuaskan. Nafsu adalah kehausan yang tak dapat terpuaskan. Penyakit ini tidak ada penyembuhnyan selain dengan takut kepada Allah Swt.
Ada seorang pemuda yang diperbudak oleh nafsunya berkonsultasi kepada Syaikh Maulana Asyraf Ali Tsanwi. Ia menulis surat kepada Syaikh Maulana bahwa ia tidak memiliki kekuatan untuk memalingkan pandangan dari wanita cantik.
Syaikh Maulana menjawab, “kekuatan adalah nama lain dari kemauan keras yang dapat dipih seseorang untuk digunakan atau tidak. Jika seseorang memiliki kekuatan untuk melakukan suatu tindakan (dalam hal ini memandang wanita), tetapi tidak memiliki kekuatan untuk menahannya (memalingkan pandangan), maka ini disebut penyakit bukan ketidak mampuan.”
Syaikh Maulana melanjutkan penjelasannya, “karena itu yang terjadi dengan diri anda adalah penyakit melihat perempuan cantik (yang bukan mahram). Dan ini mesti di obati.”
Pemuda itu menulis lagi, “syaikh sekarang saya hanya melihat sekali. Karena bukankah pandangan pertama dimaafkan dan merukan rahmat?”
Syaikh menjawab, “Pandangan pertama dimaafkan jika terjadi tidak disengaja. Akan tetapi, jika disengaja, meski melihat sekli tidak diperbolehkan.”
Pemuda itu menulis untuk ketiga kalinya, “syaikh, ciptaan Allah Swt., merupakan refleksi sifat sifat-Nya. Karena itu aku memandang wanita cantik dengan mengaguminya sebagai refleksi keindahan Allah swt.”
“ya wajah cantik sesungguhnya refleksi keagungang Allah, tetapi merka adalh refleksi yang berapi yang dapat membakar. Ingat, melihat wajah – wajah semacam itu dapat membuat seseorang tergelincir ke dalam api neraka.”
Orang itu akhirnya menulis lagi bahwa ia telah bertobat dan senantiasa menjaga pandangannya dari memandang wanita yang bukan mahram dan hal – hal lain yang diharamkan.
Cinta Sejati
Carilah cinta yang sejati yang ada hanyalah pada-Nya.
Carilah cinta yang hakiki yang hanya pada-Nya yang esa
Carilah cinta yang abadi yang ada hanyalah pada-Nya
Carilah kasih yang kekal selamanya yang ada hanyalah
pada tuhanmu.....
(Raihan)

Sebagai Seorang muslim kita telah berjanji bahwa shalat, ibadah, hidup dan mati kita hanya untuk Allah Swt. Karena itu, suatu keniscayaan menempatkan kecintaan yang hakiki hanya kepada Allah Swt.
Tidak jarang kita menemukan banyak hambatan dan godaan dalam menelusuri dan mencari cinta yang hakiki. Hal ini dikarenakan begitu banyak kepentingan yang da dalam diri kita. Untuk itulah, Allah memberi pahalayang besar bagi siapa saja yang memberikan cintanya hanya kepadanya. Sementara, kecintaan kepada yang lain dijadikan sebagai sarana peningkat kecintaan kepada-Nya. Karena demikianlah kita diperintahkan untuk saling mecintai atas dasar Ilahi.
Cinta Kepada Rasulullah saw., kita mewujudkan dengan mengikuti sunah – sunahnya, membaca shalawat baginya, dan meeruskan perjuangan dakwahnya. Cinta kepada para ulama kita wujudkan dengansenang bergaul dengannya, menimba ilmu darinya dan mendengarkan nasihat – nasihatnya.
Cinta kepada orang tua kita wujudkan dengan berbakti kepadanya, membahagiakannya, dan selalu mendoakannya.
Cinta kepada kaum dhu’afa kita wujudkan dengan membantu meringankan beban hidupnya. Cinta kepada sesama muslim khususnya dan manusia umumnya kita wujudkandengan sesalu berbuat kebaikan dan menebar manfaat di manapun kita berpijak.
“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai allah. Adapun orang orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah, bahwa Allah sangat berat siksa-nya (niscaya akan menyesal)” .(QS. Al-Baqarah [2]: 165).

Analisis Unsur Ekstinsik 
 Nilai Moral : Pacaran dalam  islam dilarang, karena itu perbuatan mendekati zina. Allah berfirman dalam Quran Surat Al-Isra Dan janganlah kamu mendekati zina; (Zina) itu sungguh perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17]:32).Sudah banyak korban dari kebiadaban cinta. Cinta sejati dan yang hakiki hanyalah pada Allah Swt.
Keunggulan Novel
Buku ini menyadarkan kita betapa pentingnya arti Cinta dalam kehidupan. Dalam buku ini juga mengajarkan kita untuk tidak salah memaknai cinta dan agar tidak terjerumus oleh Ikatan Setan yang bernama pacaran.
Kelemahan Novel
Ukuran bukunya terlalu kecil. Tidak sebanding dengan harganya.
Kesimpulan
Sebagai peresensi berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan buku Pacaran Bolehkah dalam Islam?  ini menilai bahwa buku ini baik untuk dipublikasikan karena akan menyadarkan kita agar tidak menyalahkan makna cinta sesungguhnya.

Contoh Resensi



RESENSI NOVEL
Judul Novel : “ Semiliar Cinta Untuk Ayah, Sebuah Kumpulan Kisah tentang AYAH” 
Nama Penulis: Novi Chi, Dkk
Penerbit : Gema Insani
Harga : Rp. 36.000,00-
Penyunting : Jumi H
Perwajahan Isi & Penata Letak : Bib
Desain Sampul : Mimin
Tebal Buku : 256 hlm.; 18,3cm.
Cetakan : ke-I Gema Insani Press 2011
Latar Belakang Para Penulis
1.       Elis Homsini Maulida, Elis Homsini Maolida lulus dari Universitas Pendidikan Indonesia(UPI) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tahun 2005. Sampai saat ini, aktivitasnya berhubungan dengan dunia pengajaran dan pelatihan bahasa. Saat ini dia mengajar bahasa Inggris di Universitas Komputer (UNIKOM) Bandung dan menjadi Instruktur sekaligus tim kurikulum di E-Kids English Course. Hobi menulisnya yang sudah lama tidak ditekuni karena rutinitas kerja, mulai di gali lagi sejak Mei 2010 dan menghasilkan beberapa tulisan yang tergabung dalam beberapa antologi.
2.      Lin Wulynne, adalah nama pena dari Diyah Wulandari, seorang ibu jagoan neon dan guru bahasa Inggris di Malang. Pengasuh PULPEN (Kumpulan Cerpen) di facebook.com dan klub buku Malang. Menulis antologi Reuni Pena Mantan Aktivis Masjid Raden Patah (Terbit Indie, 2008) dan Emak2 Fesbuker Mencari Cinta (Leutika, 2010). Menulis cerpen, essay, dan artikel di sana sini. Blogging di sana sini juga. Add her Lin Wulynne (FB). Percikan pikirannya bisa disesap di : metamoprhian.wordpress.com
3.      Annisa Widiyarti , perempuan yang lahir Jakarta pada tanggal 27 Agustus 1985. Lulusan D3 Manajemen Informatika ini sangata suka membaca, menulis, memasak, dan berpetualang. Mengakhiri pekerjaannya sebagai instruktur office di sebuah LPK demi megurusi anaknya, M. Ihsan Hanif. Tulisannya pernah dimuat di buku Catatan Hati di Setiap Sujudku, dan sebuah cerpennya “Bukan Nggak Mau Pacaran “ pernah dimuat di majalah Story. Sebentar lagi sebuah buku antologinya yang berjudul Mother Monster akan segera launching. Saat ini penulis tergabung dalam Forum Lingkar Pena DKI Jakarta. Penulis dapat di hubungi di con4n_cewe@yahoo.co.id dan id facebook Anisa Widiyarti
4.      Novi Chi, beberapa cerpennya sempat menghiasi majalah wanita Ummi, harian Jurnal Nasional dan majalah potret. Buku antologinya antara lain Curhat Jalan Raya (Leutika, 2010) Masihkah Kau Mencintaiku (Leutika, 2010) Cinta Monyet Never Forget (Leutika, 2010) dan antologi cerpen “Festival Bulan Purnama Mojopahit” (Dewan Kesenian Kab. Mojokerto). Puisi dalam kumcer “Save Palestina” (ProUmedia, 2011). Saat ini aktif sebagai Ghost Writter di sebuah situs media Online. Bisa di hubungi di : naksayang@gmail.com, atau 083857671158
5.      Joko Susanto, karyawan yang lahir 1 Agustus di kota pesisir pantura Rembang, Ayah dari trio cilik pecinta buku Nuha, Qonita, dan Nafis. Alumnus SMAN 1 Rembang jateng ini masih menimba Ilmu di Program Pasca Sarjana Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya. Beberapa
Tulisannya berupa opini /artikel pernah dimuat di harian Jawa Pos, Radar Surabaya Surya, Radar Sulteng, Duta Masyarakat, Republika, Waspada, Analisa, Pelita dan Sabili. Karya terkait parentingnya pernah di muat di majalah Ayahbunda, Mimbar Pembangunan Agama dan Tabloid Nakita. Karyanya dapat dijenguk dalam buku antologi Berkah Modernisasi Pajak (2009),  Antologi Setan 911 (Leutika, 2010) antologi Lagu Opick Inspirasiku (Leutika) insya allah terbit januari 2011. Buku kisah inspiratif Taxes from Texas dalam proses pengerjaan. Hingga kini masih merajut mimpi untuk menerbitkan buku. Email : nuha64@yahoo.co.id
6.      Selvy Erline S, Hobi Nulis Sejak SMP meski cuma lewat diary. Beberapa cerpennya sudah dimuat di be-berapa media seperti Kawanku, Teen, Gaul, Say dan Story. Kolase pernik kehidupan (Rumah pena, 2010), Lovely Ramadhan (Indie Publishing, 2010), Anak Kos Gokil (Gradien Mediatama, 2010) Bicaralah Perempuan (Leutika Prio) merupakan Buku Antologi yang di tulis bersama teman teman. Alamat Email/FB : Selvy_erline@yahoo.com
7.      Witono Hidayat Yuliadi, lahir di Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1979. Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Solo jurusan Manajemen dan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Aktif menulis di berbagai media massa, pernah menjadi wartawan di harian Jawa Pos, Radar Solo, dan Outsourcing di Bank Mandir. Saat ini tinggal di sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pekerjaan, suami dari satu orang istri. Dapat dihubungi di email witonohidayat@yahoo.com.
8.      Eva Arlini, kuliah di Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntasi semester 7, dan lahir 01 Mei 1985
9.      Amerul Rizki adalah nama pena dan nama Facebook dari Rizki Agung Widiyanto, lahir di Ngawi pada 15 Mei 1989. Mulai menemukan ‘soul’nya pada fiksi fiksi Islami, sejak berkenalan dengan majalah Annida ketika masih duduk di bangku SMK. Tetapi baru mulai serius menekuni dunia kepenulisa, justru setelah di sibukkan dengan urusan pekerjaan di salah satu perusahaan transportasi. Sebagian tulisannya bisa dilihat pada notes Facebooknya. Antologi ini merupakan antologi pertama untuk penulis. Jikaingin kontak, bisa menghubungi di Facebook dengan nama yang sama, atau di email amerul.rizki@gmail.com
10.  Kianinara “Kei” adalah nama pena dari Ermala Sari. Dilahirkan di Palembang, 23 Januari 1987. Lulusan S1 Universitas PGRI jurusan FKIP bahasa Inggris kini tengah sibuk bekerja sebagai supervisor sebuah kursus di Palembang. Karyanya pernah dimuat di harian lokal Berita Pagi, tabloid Keren Beken, majalah Aneka Yess, majalah Kawanku , majalah Sekar dan majalah Say. Penulis yang aktif sebagai Anggota FLP Palembang dalam divisi kepenulisan ini bisa di hubungi via emailnya kianinara@yahoo.co.id atau lewat akun Facebook dengan nama Kianinara Kei
11.  Eros Rosita, lahir dan masih berdomisili di Madiun. Mulai serius menulis sejak kebetulan memenangi lomba cerpen antar kelas sewaktu SMP. Cerpennya sebagian besar masih mengendap di tumpukan buku tulis. Sebagian puisinya telah dibukukan dalam bentuk antologi bersama Komunitas Penulis Muda (Phantasy Poetica dan Imazonation: 2010) serta sebagian telah ditulis di blog pribadinya http://erosrosita.wordpress.com silakan kontak email atau add facebooknya di blueroses213@yahoo.co.id
12.  Aurahusna adalah nama pena dari Neti Suriana. Saat ini aktif sebagai Penyuluh Pertanian di Unit Pelaksana Teknis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (UPTB-BPP) Kecamatan Batang Peranap. Senang mengikuti berbagai perlombaan menulis baik tingkat lokal maupun nasional untuk terus meningkatkan kemampuan oleh kata. Bertekad menekuni dunia tulis menulis sebagai ladang di Desa dan maisyah kedepan. Sekarang menetap di desa Baturijal Barat Email: net.sr02@gmail.com
13.  Setta SS, pria kelahiran Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 22 Desember 1981. Sulung dari empat bersaudara, penikmat sastra , alumni Jurusan Mesin FT UGM, berkarya sebagai Analisis Industri di Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementrian Perindustrian. Admin situs Koran Minggu di http://lakonhidup.wordpress.com.
14.  Nurul Asmayani Lahir di Kalimantan Timur, dan sekarang menetap di kota Chiba, Jepang. Mulai mencintai menulis sejak sekolah dasar. Beberapa kali menjuarai lomba kepenulisa. Karya Karyanya berupa cerpen pernah dimuat di majalah SKI Annida. Untuk kontak dengan penulis bisa melalui blog http://www.jejakbunda.multiply.com atau Facebook Nurul Asmayani
15.  Afri Desem, lahir di Bengkulu , pada tanggal 25 Desember 1986. Mulai serius menulis sejak kelas 2 SMA. Sempat jatuh bangun beberapa kali, dan mulai benar-benar bangkit kembali setelah menamatkan pendidikan Diploma di Universitas Bengkulu. Dengan Bekal Ilmu kepenulisan yang minim, Afri memberanikan diri untuk nyemplung di dunia tulis menulis karena rasa ketidaknyamanan ketika banyak ide yang menggelayuti pikiran dan tidak cepat cepat di tuangkan ke dalam tulisan. Dapat di hubungi di telu.sagara@ymail.com
16.  Aki, adalah nama pena dari Erika. Lahir pada 1 April di kota kecil Jember, Jawa Timur. Pernah menerbitkan novel teenlit berjudul 3 on 3 (Puspa Swara, 2006) dan sejumlah cerpen untuk beberapa media. Sempat tinggal di Malang untuk kuliah, tapi kini menetap di Jember sambil meneruskan kegiatan menulisnya.
17.  Gusrianto, Menyukai menulis sejak masih duduk di bangku SMU. Beberapa kali menjuarai lomba penulisan Cerpen, terakhir dia menyabet juara 1 dalam Lomba Menulis Cerpen Annida-Online 2010. Telah menerbitkan beberapa buku karya sendiri dan juga antologi bareng teman temannya antara lain : Ngebet Nikah (DAR! Mizan, 2004), Uda Ganteng No.13 (Gema Insani Press, 2006), Meremas Sampah Menjadi Emas (Indiva Media Kreasi, 2008), 24 Jam Sebelum Menikah (LPPH, 2009), Sebuah Kata Rahasia (SMG Publishing, 2010), Penjara Cinta (Uda Agus Publishing, 2010). Buku anak pertamanya yang berjudul Kado Buat Ibu saat ini dalam proses penerbitan di Era Media. Bagi yang ingin berkenalan dapat menghubungi di akun FB-nya “Uda Agus Githu Lho” Via email uda_agus27@yahoo.com
18.  Shabrina WS, adalah nama pena dari Eni Wulansari. Beberapa tulisannya pernah dimuat di buletin depag pacitan dan buletin kampus, beberapa cerpen pernah dimuat di majalah annida, ummi, permata, sabili, safina, jayabaya. 10 terbaik lomba menulis cerpen majalah Mitra, juara harapan menulis cerita Depag RI 2003. Buku yang sudah terbit, Sketsa Negeri Para Anjing, Zikrul 2006; Pelari Cilik, Bestari 2010; Dua Pilihan, antologi FLP Malang Syamil 2005; Antologi ‘emak2 fesbuker mencari cinta’ Leutika. Antologi crazmo leutika, antologi hapuslah air matamu – Charity For Indonesia. Insyaallah segera terbit antologi Lagu Opick Inspirasiku- Leutika Email : Shabrinaws@yahoo.co.id Fb, eni ‘shabrinaws’ pacitan.
19.  Santi Nuur P, lahir di Ngawi, 21 November 1972. Hobinya membaca dan meyukai dunia menulis. Pernah menjadi juara III dalam lomba cipta karya inspiratif Penerbit Leutika. Buku yang sudah terbit Titik Balik (Leutika, 2010), Emak Emak Fesbuker Mencari Cinta (Leutika, 2010). Beberapa buku segera menyusul terbit. Bisa disapa melalui FB atau email, trinoersanti@yahoo.co.id
20.  Binta al-Mamba, adalah nama pena Aris Sayyidatul Ilmi. Nama yang diambil dari nama kedua orang tua tersayang. Bunda Luluk Mam’lu’ah dan Bapak Abu Bakar. Lahir di kampung kedawang diwek jombang, pada tanggal 16 September 1982. Menempuh pendidikan di MI Miftahul Ulum kedawong, kemudian mnelanjutkan ke MTS dan MA Al-Anwar pacul goyang diwek jombang. Dan setelah itu mondok di pesantren LANGITAN pesantren salaf yang terletak di daerah Widang Tuban. Perjalanan dalam dunia literasi, pernah menulis beberapa buku bersama teman-teman santri dam alumni ponpes Langitan yaitu : Salam Dari Langit (2007), Munajat Pengantin (2008). Menjadi Bidadari/ cetakan kedua dari –salanm dari langit- (2008) Embun Senja (2010), 100 kisah menghangatkan hati mari bicara(Kompetisi menulis produk teh sariwangi).
Sinopsis Novel
Seperti Ibu, Ayah adalah kekutan dan Inspirasi. Ia mendorong semua gerak tubuh, Imajinas, dan alam pikir kita untuk terus ‘menjadi’manusia kuat, berkarakter dan tahan uji. Rasulullah memang hanya menyebutkan satu kali nama ayah ketika seorang pemuda bertanya tentang orang yang harus di hormati. Tiap Ayah memiliki tipe ayah yang berbeda, ada yang romantis, pendiam, ataupun tegas kepada anak anaknya. Tetapi berbagai tipe ayah yang berbeda itu hanyalah di latarbelakangi kehidupan mereka sebelumnya. Dengan tipe yang berbeda pula, mereka tetaplah ayah kita, bapak kita yang menyayangi dengan sepenuh hati anak-anak mereka.
A.    Salam Kangen Buat Bapak
Bercerita tentang seorang anak yang rindu kepada Bapaknya, meyalurkan lewat surat yang di kirimnya. Namun tak sempat surat itu di baca, sang bapak telah di panggil oleh sang maha kuasa. Didalam surat  ia menuliskan semua  hal-hal yang terjadi selama hidupnya bersama sang bapak, banyak kenangan yang terukir bersamanya. Ketika masih kecil bapaknya selalu menceritakan sebuah dongeng sebelum memasuki dunia mimpi.  Ketika memasuki Sekolah Dasar ia di masukan oleh sang bapak ke Sekolah yang terbaik di desanya meski jarak yang ditempuh sangat jauh bapaknya tetap memaksa yang ia inginkan hanya kualitas pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Namun ketika bapaknya sudah tidak terpilih lagi menjadi wakil rakyat di dewan kabupaten semuanya berubah kehangatan yang dirasa semakin hari semakin menghilang bahkan semakin dingin. Yang dilakukan bapaknya hanya menonton di depan TV dan mengomentari berita yang sedang di siarkan kritikan yang dilontarkan selalu pedas. Di akhir suratnya ia merasa menyesal karna tak ada di samping sang Bapak ketika menemui ajalnya ia hanya sempat memandikan jenazah sang bapaknya saja.
B.     Bapak Filsuf
Seorang anak dari seorang bapak penganut Islam Kejawen, masa kecil sang bapak penuh petualangan di alam liar. Ia membantu mbah kung yang bekerja sebagai polisi hutan, menjaga hutan dari pencuri kayu hutan. Nyawa menjadi taruhannya, bahkan tanpa ancaman pencuri nyawa mereka bisa terancam dengan keberadaan binatang buas. Namun semuanya takut dengan karisma / kekuatan linuwih yang dimiliki mbah kung. Di masa remajanya ia habiskan untuk bermeditasi seperti yang dilakukan bapaknya, membaca kitab-kitab kuning dan membaca semua buku tentang karakter pewayangan mulai dari Ramayana, Hanoman, Krishna dan mahabrata. Mulai dari mahluk gaib, meditasi, karma dan segala yang berbau adat Kejawen meghiasi hidup sang bapak. Bahkan ketika ia mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negri ayahnya membawa ia ke paranormal agar ia di doakan lolos ujian, untungnya ia tak lulus coba kalo seketika itu lulus ia malah semakin yakin pada ajaran ayahnya itu. namun ketika beranjak dewasa ia baru sadar dan mendalami agama yang tertera pada KTPnya yaitu Islam, seketika itu juga hubungan diantaranya semakin meregang, ia menjauhi bapaknya. Dan berusaha menasehati sang bapak, menyadarkan bahwa ajarannya itu salah.Ia sadar mengubah sifat seseorang itu susah tak segampang membalikan telapak tangan. Ia mulai pengembaraannya ke sebuah pesantren disana ia berusaha merenungkan semuanya. Ia juga mendoakan sang bapak setiap malam agar sang maha kuasa menyadarkannya. Memang Allah Maha pembalik hati seseorang ayahnya perlahan berubah dan sedikit demi sedikit ia mulai mendalami ajaran agamanya ia mulai belajar shalat dan berpusa. Seraya ia mengucap syukur kepada Allah, tak cukup rasanya hanya bersyukur. Apalagi dengan terus bersyukur semakin bertambah nikmat yang Allah berikan “Maka nikmat-nya yang manakah yang kita dustakan”

C.    Bapakku Bukan Ayah yang Ideal
Seorang anak yang mempunyai bapak yang jauh dari sosok ayah yang selama ini ditampilkan di televisi maupun yang diceritakan di dalam buku, ia pribadi yang kasar galak  bahkan tak pernah bersikap halus. Itu semua karena sejak kecil ayahnya sudah terbiasa dengan ucapan dan tindakan kasar dari orang orang di sekitarnya. Ayahnya yang bekerja sebagai supir angkutan tak jarang ia pulang dengan baju yang kotor bahkan akibat pekerjaannya itu penyakit asma yang dideritanya mulai kambuh. Sering ia merasa meyesal bila mengingat masa kecilnya, ia kerap meminta sesuatu dengan paksa belum mengerti susahnya orang tua mencari uang dan belum paham orang tua tidaklah selalu memiliki uang. Ia mulai menyadari bahwa ayahnya begitu sayang padanya dan adiknya, ketika perjuangan yang dilakukan sang ayah untuk membelikannya baju lebaran. Siang itu ayahnya habis mengantarkan barang pindahan kebetulan siang itu begitu terik tenggorokanya terasa lengket bahkan sudah tak kuat lagi rasanya mengangkat barang, namun kepalang tanggung ia tetap mengangkat. Ketika mengendarai mobil tiba-tiba ayahnya pingsan dan untungnya sang majikan bisa menyupir dan ia mengambil alih kemudi. Coba kalau saja sang majikan itu tidak bisa menyetir, entahlah bakal bagaimana akhirnya. Lalu ayahnya dibawa kerumah sakit terdekat dan semua biaya di tangung majikannya, dari situlah ia mendapat upah dan bisa membelikan baju untuknya. Betapa sulitnya seorang mencari nafkah.

Analisis Unsur Instrinsik 
Tema               : Keluarga
Setting  / Latar            :  A. Latar Tempat       : Di ruang kelurga, ketika sang ayah menonton TV
        Latar Sosial         : Namun ketika bapaknya sudah tidak terpilih lagi
  menjadi wakil rakyat di dewan kabupaten semuanya    
  berubah kehangatan yang dirasa semakin hari semakin
                    menghilang bahkan semakin dingin
        Latar Ekonomi    : Orang kaya, lalu jatuh miskin.
                            B. Latar Tempat      : Tempat paranormal, Universitas, Pesantren.
        Latar Agama       : Seorang anak dari seorang ayah penganut Islam                   
                    Kejawen.
                                Latar Budaya      : Orang Jawa
                      C. Latar Tempat      : Rumah Sakit, Jalan Raya.
                          Latar Sosial         : Orang yang hidupnya kekurangan.
  Latar Ekonomi   : Orang yang tidak mampu.
Alur                 :  A. Mundur – Maju
                           B. Maju
                           C. Maju
 Tokoh             :  A. Teteh, Bapak
                           B.  Mbah Kung, Bapak
                           C. Bapak, Majikan


Perwatakan     : A. Teteh                   : Sosok yang baik dan sayang kepada Bapaknya
Bapak                   : Sosok yang bertanggung jawab pada masa depan 
                               anaknya, Bersikap hangat kepada anak-anaknya
                               namun seketita menjadi orang yang dingin.
B. Mbah Kung          : Sosok yang berani, berkarisma tidak pernah takut.
     Bapak                   : Sosok yang keras kepala.
                    C. Bapak                   : Sosok yang kasar, namun dibalik kekasarannya
   tersimpan rasa cinta dan sayang kepada anak-anaknya
                               Majikan                : Sosok yang baik.

Amanat           : “ Setiap ayah memiliki tipe yang berbeda – beda ada yang romantis, ada 
     yang pendiam maupun yang tegas dan ada juga yang kasar. Semua itu di
     latarbelakangi kehidupan sebelumnya, Apapun tipe ayahmu entah romantis,
     pendiam, tegas maupun kasar ia adalah tetap ayah kita, bapak kita yang
     menyayangi sepenuh hati anak- anaknya”.

Analisis Unsur Ekstinsik 
 Nilai Moral : Ayah dalam kehidupan juga memiliki peran penting sama halnya seperti Ibu. Ayah adalah kekuatan dan inspirasi. Orang yang mencari nafkah dan mendidik kita dari kecil adalah ayah kita. Sebelum terlambat ucapkanlah kepada ayah kita “ AYAH I LOVE YOU”
Keunggulan Novel
Dalam cerpen ini kita menyadari betapa ayah mempunyai arti penting di hidup kita meski dari luar banyak yang menilai ayah itu galak namun begitulah cara ayah dalam menyampaikan rasa kasih sayangnya beliau galak memarahi kita agar tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.
Kelemahan Novel
Di dalam novel antologi ini beberapa penulis menuliskan istilah – istilah daerah, namun tak di jelaskan apa itu artinya. Sehingga ketika membaca novel ini pembaca di bingungkan dengan istilah istilah daerah yang di pakai.
Kesimpulan
Sebagai peresensi berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan Novel Antologi ini menilai bahwa cerpenini baik untuk dipublikasikan karena akan menyadarkan pembaca betapa penting arti Ayah, dan mencoba untuk memotifasi menjadi ayah yang lebih baik dimasa depan untuk anak – anaknya .